Ambil Token
Minggu, 29 Desember 2013
Minggu, 21 Juli 2013
Efek Rumah Kaca
Efek Rumah Kaca (Greenhouse effect)
Kaca bersifat transparan terhadap sinar ultraviolet dan sinar tampak (gelombang pendek),tetapi tidak untuk radiasi inframera ( gelombang panjang ) sifat ini yang mendasari penggunaan kaca dalam pembuatan rumah kaca (greenhouse).
Bayangkanlah suatu hari yangcerah dan sebuah rumah kaca. Cahaya matahari dapat menembus atap kaca dan menghangatkan tanaman dan apa saja yang terdapat di dalam rumah kaca. Tanaman dan material lain yang telah mengalami pemanasan tersebut akan memancarkan radiasi inframerah (gelombang panas). Akan tetapi, gelombang panas itu tidak dapat keluar karena diserap oleh kaca dan meradiasikan nya kembali ke dalam rumah kaca. Akibat yang terjadi adalah peningkatan suhu di dalam rumah kaca.
Hal ini serupa terjadi terhadap bumi. Berbagai gas dalam atmosfer sepeti karbondioksida (CO2), uap air , metana (CH4), dan senyawa keluarga CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi menahan radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi panas yang dipancarkan permukaan bumi akan terperangkap karena diserap oleh gas-gas rumah kaca.
Sebenarnya, efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata sekitar 15°C. Tanpa karbon dioksida dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi diperkirakan sekitar -25°C. Jadi, jelaslah bahwa efek rumah kaca sangat penting dalam menentukan kehidupan di bumi. Akan tetapi, peningkatan dari kadar gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat menyebabkan berbagai macam kerugian.
Senin, 10 Juni 2013
Platyhelminthes, NEMATODA, Annelida
1. Platyhelminthes
Platyhelminthes adalah filum dalam Kerajaan Animalia (hewan). Filum ini mencakup semua cacing pipih kecuali Nemertea, yang dulu merupakan salah satu kelas pada Platyhelminthes, yang telah dipisahkan.
Ciri-ciri
Tubuh pipih dosoventral dan tidak bersegmen. Umumnya, golongan cacing pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh organisme lain.[2]. Cacing golongan ini sangat sensitif terhadap cahaya.[2] Beberapa contoh Platyhelminthes adalah Planaria yang sering ditemukan di balik batuan (panjang 2-3 cm), Bipalium yang hidup di balik lumut lembap (panjang mencapai 60 cm), Clonorchis sinensis, cacing hati, dan cacing pita.[2]
Struktur dan fungsi tubuh
Platyhelminthes merupakan cacing yang tergolong triploblastik aselomata karena memiliki 3 lapisan embrional yang terdiri dari ektoderma, endoderma, dan mesoderma. [3]
Sistem pencernaan
Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler, dimana peredaran makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus.[3] Sistem pencernaan cacing pipih dimulai dari mulut, faring, dan dilanjutkan ke kerongkongan.[3]. Selain itu, cacing pipih juga melakukan pembuangan sisa makanan melalui mulut karena tidak memiliki anus.[3]
Sistem syaraf
Ada beberapa macam sistem syaraf pada cacing pipih[3]:
Sistem syaraf tangga tali merupakan sistem syaraf yang paling sederhana. [3]Pada sistem tersebut, pusat susunan saraf yang disebut sebagai ganglion otak terdapat di bagian kepala dan berjumlah sepasang. [3] Dari kedua ganglion otak tersebut keluar tali saraf sisi yang memanjang di bagian kiri dan kanan tubuh yang dihubungkan dengan serabut saraf melintang. [3]
Pada cacing pipih yang lebih tinggi tingkatannya, sistem saraf dapat tersusun dari sel saraf (neuron) yang dibedakan menjadi sel saraf sensori (sel pembawa sinyal dari indera ke otak), sel saraf motor (sel pembawa dari otak ke efektor), dan sel asosiasi (perantara).[3]
Reproduksi
Cacing pipih dapat bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dan secara seksual dengan perkawinan silang, walaupun hewan ini tergolong hermafrodit[6].
Klasifikasi
Platyhelminthes dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria (cacing bulu getar), Trematoda (cacing hisap), Monogenea, dan Cestoda (cacing pita)[7].
Kelas Turbellaria merupakan cacing pipih yang menggunakan bulu getar sebagai alat geraknya, contohnya adalah Planaria. [7]
Kelas Trematoda memiliki alat hisap yang dilengkapi dengan kait untuk melekatkan diri pada inangnya karena golongan ini hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan. [7] Beberapa contoh Trematoda adalah Fasciola (cacing hati), Clonorchis, dan Schistosoma[7]
Kelas Cestoda memiliki kulit yang dilapisi kitin sehingga tidak tercemar oleh enzim di usus inang. [7] Cacing ini merupakan parasit pada hewan, contohnya adalah Taenia solium dan T. saginata[7] Spesies ini menggunakan skoleks untuk menempel pada usus inang. Taenia bereproduksi dengan menggunakan telur yang telah dibuahi dan di dalamnya terkandung larva yang disebut onkosfer[7]
Penyakit yang disebabkan Platyhelminthes
Beberapa spesies Platyhelminthes dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan hewan. [8] Salah satu diantaranya adalah genus Schistosoma yang dapat menyebabkan skistosomiasis, penyakit parasit yang ditularkan melalui siput air tawar pada manusia.[8] Apabila cacing tersebut berkembang di tubuh manusia, dapat terjadi kerusakan jaringan dan organ seperti kandung kemih, ureter, hati, limpa, dan ginjal manusia. Contoh lainnya adalah Clonorchis sinensis yang menyebabkan infeksi cacing hati pada manusia dan hewan mamalia lainnya[9]. Spesies ini dapat menghisap darah manusia[9]. Pada hewan, infeksi cacing pipih juga dapat ditemukan, misalnya Scutariella didactyla yang menyerang udang jenis Trogocaris dengan cara menghisap cairan tubuh udang tersebut[10].
2. NEMATODA
DEFINISI NEMATODA
Mematoda berasal dari kata
Nematos yang artinya benang dan Oidos yang artinya bentuk.
Nematoda mempunyai jumlah spesies yang terbesar diantara cacing-cacing yang hidup sebagai parasit.. Seluruh spesies cacing ini berbentuk silindrik (gilig), memanjang dan bilateral simetris. Cacing ini bersifat uniseksual sehingga ada jenis jantan dan betina.
CIRI-CIRI UMUM :
1. mempunyai saluran pencernaan dan rongga badan, rongga badan tersebut dilapisi oleh selaput seluler sehingga disebut SPEUDOSEL atau PSEDOSELOMA.
2. Potongan melintangnya berbentuk bulat, tidak bersegmen dan ditutupi oleh kutikula yang disekresi oleh lapisan hipodermis (lapisan sel yang ada dibawahnya).
SISTEM REPRODUKSI, jenis kelamin kebanyakan nematoda adalah terpisah (uniseksual). Pada cacing jantan terdiri dari satu atau kadang-kadang dua testis tubuler. Secara berturutan setelah testis, vas eferens, vesikulum seminalis (sebagai tempat menyimpan sperma), vas deferens dan terakhir kloaka. Disebelah dorsal kloaka ditemukan kantung spikulum yang biasanya ditemukan 1atau 2 atau tidak spikula (alat untuk kopulasi).
Sistem reproduksi cacing betina terdiri dari 2 atau 1 ovarium tubuler, berikutnya masing-masing oviduks, uterus (bagian uterus ada yang meluas membentuk “” Reseptakulum Seminalis ” yaitu kantung sperma) , vagina dan terakhir vulva.
MACAM-MACAM NEMATODA
ORDO ASCARIDIDA
GENUS : ASCARIS
Ascaris adalah jenis cacing gilig yang besar.
Morfologi : Ukuran panjang tubuh cacing jantanberkisar antara 15-25 cm dengan diameter penampang lintang 3 mm. Sedangkan cacing betina dapat mencapai panjang 41 cm dengan diameter penampang lintangnya 5 mm.
Bersifat parasit pada babi dan predeleksinya didalam usus halus.
GENUS : PARASCARIS
Merupakan cacing nematode dengan tubuh yang tebal dan bahkan lebih besar dari Ascaris. SPESIES, Parascaris equorum, berpredeleksi di dalam usus halus kuda termasuk zebra dan equidae. Cacing jantan panjangnya 15 – 28 cm dan diameternya 3-6 mm, spikulanya sama besar dengan panjang 2 – 2,5 mm. Cacing betina panjangnya 18 – 50 cm dengan diameter mencapai 8 mm.
GENUS : TOXOCARA
Dikenal 3 spesies penting yaitu : Toxocara canis, T. cati dan T. Vitulorum
1. Toxocara canis, berpredeleksi dalam usus halus anjing dan rubah, lebih besar dari Toxascaris leonina. Cacing jantan panjangnya mencapai 10 cm dan yang betina 18 cm.
2. Toxocara cati, berpredeleksi didalam usus halus kucing. cacing jantan panjangnya 3 – 7 cm, Cacing betina panjangnya 4-12 cm. Telur berukuran 65 – 75 mikron.
3. Toxocara vitolurum, berpredeleksi didalam usus halus sapi, kerbau, domba dan kambing. Cacing jantan panjangnya mencapai 25 cm dengan diameter 5 mm. Cacing betina panjangnya 30 cm dengan diameter 6 mm.
GENUS : TOXASCARIS
Cacing dari genus ini hampir sama dengan Toxocara sp.,
SPESIES, Toxascaris leonina, berpredeleksi didalam usus halus anjing, kucing, rubah dan berbagai filidae. cacing jantang panjangnya 2 – 7 cm dengan diameter1,5 – 2 mm. Sedangkan cacing betina panjangnya 2 – 10 cm,
GENUS : OXYURIS
SPESIES : O. equi., dijumpai didalam usus besar dari bangsa kuda di seluruh dunia. Cacing jantan Panjang 9 – 12 mm dan betina sampai 150 mm.
GENUS : ASCARIDIA
SPESIES : Ascaridia galli, A. columbae, A. dissimilis yang predeleksinya di dalam usus halus ternak unggas seperti ayam, mentog, kalkun, itik dan berbagai burung liar di seluruh dunia.
Cacing jantan panjangnya 5-6 cm
Cacing betina dewasa berukuran 7,2 – 11,6 cm,
GENUS : HETERAKIS
Spesies yang penting adalah heterakis gallinarum, dijumpai didalam caecum dari ternak unggas, bebek, mentog, angsa dan bangsa burung.
Cacing jantan berukuran panjang 7-13 mm. Cacing betina 10-15 mm.
ORDO RABDITIDA
GENUS : STRONGYLOIDES
Cacing ini disebut cacing benang, terdapat bentuk bebas di alam dan bentuk parasitik didalam intestinum vertebrata. Bentuk parasitik adalah PARTHENOGENETIK
Bentuk bebas : adanya cacing jantan dan betina dengan esofagus rabditiform, ujung posterior cacing betina meruncing ke ujung vulva terletak di pertengahan tubuh.
Bentuk parasitik : esofagus filariform tanpa bulbus posterior, larva infektif dari generasi parasitik mampu menembus kulit dan ikut aliran darah.
ORDO : STRONGYLIDA
GENUS : STRONGYLUS
Strongylus equinus, dijumpai didalam sekum dan colon bangsa kuda , termasuk zebra. Warna cacing abu-abu hitam. Kadang-kadang kemerahan karena darah dalam saluran pencernaan yang tampak. Cacing jantan panjangnya 26-35 mm, yang betina 38-47 mm, dengan penampang 2 mm.
GENUS : HAEMONCHUS
MORFOLOGI : Cacing Haemonchus contortus merupakan cacing lambung yang besar, sehingga disebut juga cacing ” Barberpole” , cacing lambung berpilin atau cacing kawat pada ruminansia. Cacing H. contortus berpredeleksi didalam abomasum kambing, sapi, kambing dan ruminansia lain.
Cacing jantan panjangnya 10-20 mm diameter 400 mikron, Cacing betina mempunyai ukuran lebih panjang dari cacing jantan yaitu 18-30 mm dengan diameter 500 mikron,
Spesies lain :
1. H. placei , berpredeksi didalam lambung sapi, tetapi juga menginfeksi domba dan ruminansia lain. Morfologi sangat mirip dengan H. contortus hanya spikulum cacing jantan lebih panjang dengan kait-kait terminal panjang juga, sedang cuping vulva cacing betina bentuknya mengecil seperti bintil.
2. H. similis, menginfeksi lambung sapi dan kadang-kadang domba.
GENUS : OESOPHAGUSTOMUM
MORFOLOGI, Merupakan parasit pada caecum dan colon pada ternak sapi, kambing, domba, babi dan kera. Sering disebut cacing nodular, sebab larva cacing membentuk nodular pada intestinum.
O. columbionum : dijumpai pada colon domba, kambing, unta. Cacing jantan Panjang 12-16,5 mm. Dan betina sekitar 15-21,5 mm, dengan penampang sekitar 0,45 mm.
O. radiatum : dijumpai didalam colon sapi, kerbau dan zebu. Cacing jantan panjang 14-17mm dan betina 16-22 mm.
O. dentatum : dijumpai di dalam usus besar babi.
GENUS : STEPHUNURUS
MORFOLOGI
Spesies yang penting yaitu Stephurus dentatus yang merupakan cacing ginjal pada babi. Cacing jantan panjangnya 20-30 mm, cacing betina 30-45 mm. Yang betina 2 mm lebarnya.
GENUS : BONUSTOMUM
MORFOLOGI
Merupakan cacing kait yang dijumpai didalam usus halus domba, kambing, sapi dan kerbau diseluruh dunia.
SPESIES : B. trigonocephalum dijumpai didalam usus halus domba dan kambing
B. phlebotomum dijumpai didalam usus halus sapi.
GENUS : SYNGAMUS
MORFOLOGI
Speies yang penting Syngamus trachea, dijumpai di dalam trachea mentog, ayam, bebek, angsa dan berbagai burung diseluruh dunia. Cacing jantan panjang 2-6 mm, yang betina 5-20 mm.
GENUS : ANCYLOSTOMA
MORFOLOGI
Cacing Ancylostoma sp. Juga dikenal dengan cacing tambang. Cacing dewasa berukuran relatif kecil, berbentuk silinder, kaku, berwarna putih kelabu atau kemerahan tergantung banyaknya darah yang ada didalam saluran pencernaannya. Cacing jantan berukuran panjang 9-12 mm, mempunyai alat kelamin tunggal. Cacing betina berukuran panjang 15-18 mm, alat kelaminnya berpasangan.
Beberapa spesies cacing Ancylostoma yang menginfeksi anjing antara lain : A. caninum, A. braziliense dan A. ceylanicum.
Ada beberapa spesies lain :
1. A. tubaeforme, predeleksi pada usus halus kucing.
2. A. duodenale, berparasit pada manusia.
GENUS : METASTRONGYLUS
MORFOLOGI
Cacing ini merupakan cacing paru-paru pada babi. Cacing jantan panjang 11-26mm dan cacing betina 28-60 mm.
Spesies yang penting : M. apri, M. salmi yang predeleksi pada trakea, bonki dan bronkiola pada babi.
GENUS : DYCTYOCAULUS
MORFOLOGI
Dyctiocaulus viviparus merupakan cacing paru pada sapi. Predeleksinya pada trakea, bronki dan bronkiola pada sapi, zebu, unta dan berbagai ruminansia.
ORDO SPIRURIDA
GENUS : DIROFILARIA
MORFOLOGI
Cacing Dirofilaria immitis merupakan cacing jantung pada anjing. Hewan yang peka dari cacing ini anjing, kucing, serigala dan rubah.
Cacing jantan berbentuk langsing, berwarna putih dan berukuran panjang12-20 cm dengan diameter 0,7 –0,9 mm. Cacing betina berbentuk langsing berwarna putih berukuran panjang 25-30 cm dengan diameter ± 1 mm.
Spesies lain : Dirofilaria repens, berpredeleksi pada jaringan ikat anjing, kucing
Dirofilaria tenuis, berpredeleksi pada jaringan sub kutan racoon.
GENUS : HABRONEMA
MORFOLOGI
Habronema muscae merupakan cacing lambung pada kuda dan sebangsanya. Cacing ini kecil berwarna putih. Panjang cacing jantan 22 mm dan betina 35 mm.
GENUS : THELAZIA
MORFOLOGI
Thelazia sp. Merupakan cacing berwarna putih. Panjang tubuh yang jantan 7-13 mm, yang betina adalah 12-18 mm dan bersifat ovovivipar (bertelur dan mengeluarkan larva). Cacing Thelazia rodisii dan T. gulosa berpredeleksi didalam kantung konjungtiva dan saluran air mata sapi , domba, kambing dan kerbau.
GENUS : OXYSPIRURA
MORFOLOGI
Cacing Oxyspirura mansoni berpredeleksi pada membrana nictitan dari bangsa unggas. Panjang cacing jantan 10-16 mm dan betina 12-19 mm.
GENUS : ACUARIA
Host : Unggas
Habitat : empedal, proventrikulus dan esofagus
Spesies : A. hamulosa -------à empedal
A. spiralis ---------à proventrikulus dan esofagus
MORFOLOGI
Panjang jantan 10-14 mm dan betina 16-29 mm.
ORDO ENOPLIDA
GENUS : TRICHINELLA
MORFOLOGI
Cacing dewasa kecil , tetapi sering muncul dalam jumlah besar, larva cacing menyebabkan efek yang serius dengan mengkista pada urat daging. Cacing betina panjangnya 1,4 –1,6 mm dan jantan 3-4 mm,
GENUS : TRICHURIS
HOST : sapi, domba, kambing, babi dan anjing
HABITAT : Caecum
SPESIES :
- T. ovis pada caecum kambing dan domba
- T. discolor pada caecum dari sapi
- T. vulvis pada anjing
- T. suis pada babi
- T. trichiura pada manusia
MORFOLOGI
Cacing ini disebut dengan cacing cambuk dengan salah satu satu ujung tebal dan ujung lainnya panjang dan tipis. Cacing jantan panjangnya 30-80 mm dan betina 35 – 75 mm.
GENUS : CAPILLARIA
Host : mamalia dan unggas
Habitat : tergantung spesies
Spesies pada mamalia :
1. C. bovis pada usus halus dari sapi, domba dan kambing yang penularannya secara langsung.
2. C. aerophila pada trachea dan bronchi anjing dan kucing dengan penularan secara langsung.
3. C. plica pada kandung kemih, ginjal anjing dan kucing, penularan melalui hospes intermidier cacing tanah.
4. C. plica pada hati dan ginjal tikus dan kelinci ( langsung ).
Spesies pada unggas :
1. C. caudinflata dan C. columbae pada usus halus -------à cacing tanah (HI)
2. C. annulata pada tombolok dan esofagus -----------à cacing tanah
3. C. contorta pada tombolok dan esofagus ----------à langsung.
MORFOLOGI
Mirip dengan Trichuris, tetapi ramping keseluruhan. Panjang cacing jantan 11 – 15 mm, betina 10-25 mm.
3. Annelida
Annelida
(dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah kelompok
cacing dengan tubuh bersegmen.
Berbeda dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan
tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata).Namun
Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.
Ciri
tubuh
Ciri tubuh annelida meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
Ukuran
dan bentuk tubuh
Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m.Contoh annelida yang
panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia.Bentuk tubuhnya simetris bilateral
dan bersegmen menyerupai cincin.
Struktur
dan fungsi tubuh
Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya.Antara satu segmen
dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa.Pembuluh darah, sistem
ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling
berhubungan menembus septa.
Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus
(kerongkongan), usus, dan anus.Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah
sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup.Darahnya mengandung
hemoglobin, sehingga berwarna merah.
Cara
hidup dan habitat
Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan
menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Annelida hidup diberbagai tempat
dengan membuat liang sendiri.
Reproduksi
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet.Namun ada
juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ
seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada
yang terpisah pada individu lain (gonokoris).
Klasifikasi
Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta (cacing berambut banyak),
Oligochaeta (cacing berambut sedikit), dan Hirudinea.
Polychaeta
polychaeta
Polychaeta
(dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida
berambut banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium)
dengan mata, antena, dan sensor palpus. Fungsi parapodia adalah sebagai alat
gerak dan mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti
insang untuk bernapas.Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta
yang tersusun dari kitin.
Contoh Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang
berwarna cerah.Sedangkan yang bergerak bebas adalah Nereis virens, Marphysa
sanguinea, Eunice viridis(cacing palolo), dan Lysidice oele(cacing wawo).
Oligochaeta
cacing-tanah
Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit.Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen.Contoh Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah. Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah.Manfaat lain dari cacing ini adalah digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi hewan ternak.
Hirudinea
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit.Hewan ini tidak
memiliki parapodium maupun seta pada segmen tubuhnya.Panjang Hirudinea
bervariasi dari 1 – 30 cm. Hirudinea parasit hidup dengan mengisap darah
inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil
seperti siput.Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo
(lintah).
Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang
sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan.Setelah ada
lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin.Dengan
zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin.
Langganan:
Postingan (Atom)